- Cinta ini, yang selama kujaga dan kudekap hanya untukmu
- Tiba-tiba hilang seperti embun dihempas cahaya mentari… Entahlah, aku hanya merasakan hampa dan sepi
- Terus bersemi… Setiap kali aku menatap wajahmu,
- Aku bahkan enggan untuk sekadar berpaling memandang wajah dan semu di pipimu lagi.
- Hanya satu… Satu hal kesungguhan dan keyakinan yang ingin aku lakukan, yaitu
- Menanti datangnya hati yang lain. Percayalah, jangan pernah membayangkan aku akan
- Menikahimu dan tumbuh bersamamu. Percakapan kita terakhir kali
- Terlampau membosankan, dan tolong jangan harapkan pertemuan itu akan
- Membuatku ingin bertemu dan meneduhkanmu lagi dalam dekapanku.
- Sayangnya, kamu selalu hanya memikirkan dirimu sendiri.
- Seandainya saja… Suatu saat nanti ketika kita menikah dan sebaris janji telah terujar, aku sungguh percaya bahwa
- Hidup kita akan terasa luruh dan jatuh, dan aku tak akan pernah merasakan
- hal itu akan menjadi keajaiban dalam hidupku karena aku dapat hidup bersamamu dan mencintaimu selamanya. Aku menyimpan hati ini
- Untuk dicintai, tapi hati ini, cinta ini, bukanlah sesuatu
- Yang setulusnya telah kutitipkan padamu. Tiada seorang pun yang lebih
- Egois daripada kamu. Dalam hati, keyakinanku tak akan pernah berubah bahwa kamu takkan
- Mampu untuk menjagaku, menawan jiwaku dan menemaniku tanpa syarat.
- Setulusnya aku hanya ingin kamu memahami bahwa
- Aku mengatakan semua ini dengan sungguh-sungguh. Apakah kamu bersedia menolongku
- Bila engkau juga merasa ini akhirnya, tolong tak perlu berusaha
- Untuk menjawab semua ini. Seluruh surat yang telah engkau sampaikan menorehkan
- Hal-hal yang tak membuatku terpikat. Dewi waktu yang berdentang, kamu tidak akan pernah memiliki
- Cinta sejati dariku. Selamat tinggal… Percayalah,
- Aku tak akan akan kembali kepadamu lagi. Tolonglah, jangan pernah berharap
- Bahwa aku, akan, selalu menjadi kekasihmu, selamanya…
Tolong, jangan engkau menangis, seka dulu air matamu… Satu permintaan terakhir dariku untukmu, jika kamu ingin tahu dalamnya hatiku, tolong baca surat ini dengan membacanya urut dari angka ganjil, maka kamu akan paham is hatiku sebenarnya. Bukankah cinta untuk saling memahami? (*)
No comments:
Post a Comment